Mengapa Tali Pusat Bayi Harus Dipotong?

Mengapa Tali Pusat Bayi Harus Dipotong
Mengapa Tali Pusat Bayi Harus Dipotong

Biasanya, bayi antara umur sepuluh hari sampai dua minggu, tali pusarnya sudah putus. Setelah tali pusar atau tali pusat putus, lalu diadakan selamatan yang dinamakan puputan atau pupak puser.

Puputan asal kata dari puput (bahasa Jawa), yang artinya putus. Tujuan selamatan ini agar bayi selalu diberi kesehatan dan keselamatan dalam hidupnya. Kemudian tali pusat tersebut dikeringkan dan disimpan.

Read More

Ada kepercayaan bahwa tali pusat ini mempunyai kasiat untuk menyembuhkan. Bila sang empunya tali pusat sakit, maka tali pusat tadi direndam dengan air panas beberapa saat, kemudian air diminumkan. Dengan meminum air hangat bekas rendaman tali pusat tadi, diharapkan penderita sembuh.

Dalam buku berjudul Sembilan Bulan Pertama dalam Hidupku yang diterbitkan oleh Yayasan Cipta Loka Karya disebutkan, bahwa untuk pertumbuhan bayi, sang bayi harus mendapat sejumlah zat hidup yang cukup besar; makanan, zar asam, dan air.

Semuanya ini disampaikan oleh ibunya melalui plasenta atau tembuni. Plasenta ialah alat yang memegang seluruh konsumsi bayi sampai saat kelahirannya. Plasenta memang merupakan kue bagi bayi dan bentuknya juga mirip bentuk kue.

MENARIK:  Jangan Memaksa Bayi Makan Jika Sering Muntah

Plasenta itu berakar dalam selaput lendir rahim. Pada bulan keempat garis tengahnya kurang lebih delapan senti. Sesudah kelahiran, plesenta itu dilepaskan dan didorong keluar. Garis tengahnya bertambah menjadi kurang lebih 20 cm dan beratnya hampir setengah kilogram.

Plasenta adalah suatu alat yang sanggup menjawab berbagai kebutuhan, pendeknya serba guna. Plasenta dapat menjalankan bermacam-macam fungsi sekaligus seperti fungsi paru-paru, buah pinggang, usus, hati dan kelenjar hormon. Pula, plasenta menghasilkan zat untuk memberantas infeksi.

Plasenta menjalankan fungsi paru-paru dewasa sebagai berikut; dalam plasenta karbon-dioksida (CO2) yang meninggalkan peredaran darah bayi ditukar dengan oksigen (O2), yang melalui peredaran darah ibu dibawa dari paru-paru kepada plasenta.

Darah bayi mengalir melalui tali pusat ke plasenta dan tak pernah meninggalkan sistem pembuluh darah tertutup itu. Pertukaran karbondioksida dengan oksigen, dari bahan terpakai dengan bahan makan baru, diadakan melalui dinding pembuluh yang halus.

Pada saat tali pusat keluar, darah tidak lagi lewat jalan ini. Jika bayi sudah bernapas pertama kalinya, darah harus melalui paru-paru untuk mengambil oksigen di situ. Kini sebuah katup atau klep yang besar di jantung harus ditutup, sehingga darah yang sudah dipakai dipisahkan dari darah segar.

MENARIK:  Botol Penyimpanan ASI dapat Membantu Mempertahankan ASI Secara Aman

Dalam beberapa menit sesudah kelahiran bayi harus mulai bernapas, supaya menerima oksigen. Darah terakhir dari plasenta yang masih mengandung oksigen diterima bayi pada saat ia dilahirkan. Peredaran darah dalam tali pusat terputus segera kalau kena udara. Alam menjaga penutupannya dengan zat semacam agar-agar yang terletak di sekeliling tiga batang pembuluh dari tali pusat.

Zat ini membesar kalau kena udara dan menjepit pembuluh-pembuluh darah seperti sebuah jepitan. Pemotongan tali pusat tak berdarah. Juga kalau tidak diputuskan, tali pusat ini—serta plasenta di ujung lain—menjadi kering, dan lepas dengan meninggalkan bekas biasa, yaitu pusat.

Pada umumnya plasenta dilahirkan segera sesudah bayi. Pada kelahiran, plasenta melepaskan diri dari semua ikatan. Tali pusat dan plasenta telah mengakhiri tugasnya masing-masing pada saat kelahiran.

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

pepek anak kecil,sd mulus,pepek,alat coli,pepek tebal,cara membuat vagina buatan,nyusuin suami,pepek anak smp,cara bikin vagina palsu,cara membuat vagina palsu