Dalam satu dekade belakangan telah berkembang pesat pil KB generasi ketiga. Di samping dampak kontrasepsi, pil KB generasi ketiga dipercaya memiliki keunggulan baik terhadap kulit. Efek kosmetik memang menjadi nilai jual tersendiri bagi pil yang semula diperuntukkan untuk mencegah kehamilan ini. “Dari hasil memang ada yang sampai 100 persen bisa berhasil. Ada juga yang 20-30 persen. Memang ada perbedaan dari beberapa macam pil. Kalau dilihat dari hasil penelitian yang ada, dampaknya karena pil itu bekerja dari dalam, dan dalam waktu 3-4 bulan akan kelihatan. Jerawatnya menghilang, kulitnya tidak berminyak dan rambut-rambut halus menghilang,” papar Sarsanto yang juga Dokter Spesialis Kandungan ini. Masalah pada pil KB generasi ketiga adalah biaya, lantaran relatif mahal. Tak heran bila pil yang mutakhir ini lebih banyak disediakan untuk kalangan menengah ke atas.
Pil merupakan alat KB yang paling populer. Menurut data PKBI, pil KB menduduki peringkat pertama dengan nilai rata-rata 38,74 persen. Sedang data nasional di Indonesia hingga Februari 2003, pil KB menduduki tempat kedua sebanyak 34,57 persen dari 652.562 peserta KB. “Pil dari dulu orang senang. Hanya satu yang kita tidak suka kalau lupa. Jadi bagaimana caranya mengajar ibu-ibu agar tidak lupa. Terus terang angka kegagalan yang paling kecil yaitu pil ini, kalau diminum teratur, hanya 0,1 persen. Sebetulnya kalau kita bisa mengajari dan menyediakan pil yang terjangkau, ini bisa menjadi satu anjuran,” cetus Sarsanto. Selain itu pil unggul untuk menunda kehamilan, imbuhnya. Apalagi kalau belum pernah punya anak. “Metode yang lain akan mengurangi kesuburan. Seperti suntik, mengurangi kesuburan 6-12 bulan. Kalau pil, haidnya menjadi teratur, begitu lupa satu lupa minum satu pil, kemungkinan gagalnya empat persen. Jadi kalau mau punya anak, tinggal stop, bulan berikutnya sudah subur. Kadang-kadang pil dianjurkan untuk mengobati yang tidak punya anak kalau siklusnya tidak teratur. Jadi salah satu untuk infertility,” jelas Sarsanto.
Pandangan mengenai pemakaian pil berbahaya, tambahnya, adalah (hormon) esterogen yang terdapat dalam pil kombinasi. Menurut dokter Spesialis Kandungan ini, sekarang kandungan esterogen sudah sangat kecil. “Kalau dulu dibatasi lima tahun, harus diganti. Sekarang dilepas sampai umur 40 tahun. Tapi dianjurkan untuk tidak lebih dari 40 tahun,” saran Sarsanto lagi. Meski efek sampingnya tidak begitu serius dan jarang ditemukan, namun ada beberapa kondisi perempuan yang dianjurkan tidak menggunakan kontrasepsi oral ini.
10 TOPIK MENARIK LAINNYA
pepek anak kecil,sd mulus,pepek,alat coli,pepek tebal,cara membuat vagina buatan,nyusuin suami,pepek anak smp,cara bikin vagina palsu,cara membuat vagina palsu